Kehidupan awal, pendidikan dan karier Laksmi De-Neefe Suardana

Laksmi lahir pada 26 Januari 1996 di Ubud, sebuah desa yang terletak di kabupaten Gianyar, Bali - Indonesia. Beliau merupakan anak ketiga dari empat beradik. Ayah beliau, Ketut Suardana berasal dari Bali manakala ibu, Janet De-Neefe berasal dari Melbourne, Victoria - Australia.[8][9] Laksmi juga merupakan cucu dari pengusaha taipan Australia John De-Neefe.[10][11][12] Laksmi dan keluarganya adalah salah satu saksi peristiwa Bom Bali 2002 di Kuta, Kabupaten Badung yang dilakukan oleh berbagai anggota Jemaah Islamiyah Al-Qaeda, meskipun berada di kawasan pejalan kaki, mereka menjadi korban pengeboman namun untungnya selamat dari ledakan.[13] Sejak 2019 ia mengambil bagian sebagai aktivis dan kontributor untuk UNICEF Voices of Youth.[1]

Laksmi menyelesaikan pendidikan pasca sarjana (college) di mana ia memperoleh Diploma of Arts di Monash College dari tahun 2012 hingga 2013.[7] Sebelum akhirnya Laksmi meneruskan program dual degree nya dengan meraih Bachelor of Design Honours in Fashion Design dari Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) di kota Melbourne, Victoria - Australia dari tahun 2014 hingga 2016 dan Bachelor of Business Marketing in Fashion Business dari Politecnico Internazionale della Moda (Polimoda) di kota Florence, Tuscany - Italia dari tahun 2016 hingga 2020.[14][15]

Sejak remaja, bersama kedua orang tuanya Ketut Suardana dan Janet De-Neefe; Laksmi mendedikasikan dirinya untuk membangun dan membantu masyarakat Bali setelah terjadinya Bom Bali 2002 dengan mendirikan Ubud Writers and Readers Festival yang sekarang telah dikenal dunia,[2][16][17] untuk mencoba dan menghidupkan kembali minat internasional melalui acara sastra dan puisi literasi, pertunjukan tarian tradisional, yoga, pasar budaya dan bidang seni, budaya, pariwisata dan alam Pulau Dewata, hingga berhasil mendapat pengakuan besar di seluruh dunia.[2][16][17][13][18] Festival ini biasanya diadakan pada bulan Oktober setiap tahunnya,[19][20] yang diselenggarakan oleh yayasan Yayasan Mudra Swari Saraswati.[21][22] Dikenal sebagai festival sastra literasi terbesar di Asia Tenggara, di mana banyak penulis, seniman, pemikir, dan seniman terkenal yang berpartisipasi,[23][24] dan pada tahun 2019 dinobatkan sebagai salah satu dari lima festival sastra terbaik di dunia, oleh The Daily Telegraph di Inggris.[18][20] Laksmi juga membawa advokasi ini diajang Puteri Indonesia 2022.[3][4][5][6]

Rujukan

WikiPedia: Laksmi De-Neefe Suardana http://www.thestarfish.com.au/2021/04/27/janet-de-... http://www.bm-news.com/headlines/laksmi-sds-terpil... http://www.thejakartapost.com/life/2018/10/26/writ... http://www.yayasansaraswati.org/ https://www.cairnspost.com.au/tributes/notice/deat... https://www.heraldsun.com.au/tributes/notice/death... https://www.smh.com.au/entertainment/books/melbour... https://www.smh.com.au/world/asia/ubud-writers-fes... https://tributes.theage.com.au/obituaries/8325/joh... https://www.afr.com/life-and-luxury/food-and-wine/...